Senin, 20 Mei 2013

Masuk Islam dan Disiksa

http://www.clixsense.com/?5463517
Add caption
Masuk Islam dan Disiksa

Karena bersemangat, secara spontan saya mengungkapkan keinginan untuk masuk Islam di depan suami saya. Mendengar kata-kata saya itu, saya lihat wajah suami saya seperti mendengar halilintar di siang bolong. Betul saja dugaan saya itu. Suami saya murka besar.

Tanpa belas kasih sedikit pun, ia menghujamkan pisau dapur ke tubuh saya sebanyak lima tusukan. Di depan anak-anak saya yang masih kecil, suami saya seperti orang kerasukan setan. Ia mencabik-cabik tubuh saya. Ya Allah..., seketika tubuh saya roboh dan berlumuran darah. Sementara masyarakat yang menyaksikan kejadian itu hanya diam terpaku.

Singkat cerita, saya tetap meneguhkan tekad untuk masuk Islam, walaupun saya tahu suami dan papi saya akan membenci. Pada tanggal 30 Mei 2000, di Masjid Jami Al Makmur, Klender, Jakarta Timur, saya bersama. kedua anak saya yang ketiga dan keempat resmi masuk Islam. Nama saya yang semula Maria Christin diganti menjadi Siti Khadijah.

Apa yang terjadi setelah saya masuk Islam? Sepulang ke rumah, suami lagi-lagi menganiaya saya. Badan saya disiram air panas, hingga kulit sekujur badan melepuh kesakitan. Sedangkan telinga putri saya yang masih kecil, usia enam tahun dicengkeramnya keras-keras.

Sejak itu saya pisah dengan suami. Saat itu, saya tak tahu ke mana harus berteduh, hingga saya harus singgah dari masjid ke masjid. Terakhir di sebuah masjid bersejarah di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Papi yang mendengar kabar saya masuk Islam, sudah tak lagi menganggap saya sebagai anaknya.Tetapi, saya tetap menganggap beliau sebagai papi saya.

Setelah dua kali percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh suami terhadap saya, maka saya menuntut keadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hingga akhirnya suami saya dinyatakan bersalah oleh hakim dan dikenai sanksi hukuman dua bulan penjara. Tapi, sebelumnya saya pernah diancam oleh pengacara suami agar saya mencabut tuntutan saya ke pengadilan.

Meski saya disiksa oleh suami dan tidak diakui lagi oleh keluarga sendiri, demi Allah, saya tak gentar dan takut mati. Apa pun rintangan, ujian, dan cobaan yang saya hadapi, saya tetap menjadi muslim sebagai jalan hidup saya sampai mati. Sebab, agama yang paling mulia dan diridhai Allah adalah agama Islam. Sungguh, saya tak ingin tersesat selamanya.

Akhirnya, saya dengan kedua putri saya bergabung di Yayasan Anastasia Yogyakarta, sebuah yayasan yang didirikan para mualaf untuk mendapatkan pembinaan dan pendalaman Islam labih jauh lagi. Pak Kudiran, adalah seorang mantan pendeta yang mengajak saya untuk bergabung di Yayasan ini. Di Yayasan ini, saya ingin menjadi seorang mubalighah, insya Allah. Saya hanya mohon doa dan para pembaca. (Adhes/Albaz - dari Buku "Saya memilih <!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<script src="http://adsensecamp.com/show/?id=nK%2FMX%2BVms%2FU%3D&cid=rDRAQca6lYU%3D&chan=9JiHZTJArTQ%3D&type=4&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript">
</script>
<!-- End: http://adsensecamp.com/ -->Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar